Jumat, 16 Januari 2009

Minat Kuliah di Malaysia Meningkat

(KOMPAS.com; Jumat, 16 Januari 2009 | 20:02 WIB) click to open!



Belum genap satu minggu postingan saya yang sebelumnya (berisi informasi tentang scholarship) dipajang, KOMPAS.com sudah menambahkan satu cerita detail tentang ”JUDUL DIATAS”.


Menurut penuturan Director Education Kedutaan Besar Malaysia Darsham Daud kepada pers di Hotel Aston Tropicana, dalam perjalanan pameran selama 3 hari yang rencananya digelar di Jakarta – Bandung PP (hehehe kaya bis Arimbi aja) yang diikuti Universiti Malaya, Universiti Malaysia Sabah, International Islamic Colleges, dan Multimedia Universiti, terjadi peningkatan animo masyarakat Indonesia untuk menimba ilmu di negri jiran Malaysia akhir akhir ini.

(sitasi gambar dari sini)


Keunggulan pendidikan di Malaysia antara lain: yang pertama,Pendidikan yang berkualitas dengan harga terjangkau. Dengan gambaran, biaya kuliah –S1 (sampai dengan selesai)- rata rata Rp 50 juta (untuk negri) dan kira kira 4 kalinya (swasta). Bayangkan saja sekarang di Indonesia – untuk masuk di Universitas Negri pada Fakultas favorit - untuk biaya masuk saja minimal bisa mencapai Rp. 50 juta (Kapan negara mau ikut ”mencerdaskan kehidupan bangsa” seperti yang digembar gemborkan di pembukaan UUD 45, kenapa ga dirubah aja ”mencerdaskan kehidupan siKAYA”).


Dia menambahkan, biaya hidup di lebih murah daripada di Jakarta. PENULIS menambahkan, menurut pengakuan teman seprofesi saya yang bekerja di Metrology Institute Nasional Malaysia, gaji Dia hampir 10 kali lipat dibandingkan saya di Indonesia (hihihi, entah gaji dia yang kegedean atau gaji saya yang kekecilan). Jadi bayangkan saja, dengan biaya menuntut ilmu yang murah dan dengan pendapatan yang besar, pantas saja peningkatan kualitas SDM Malaysia sangat cepat.


Sehingga, Pemerintah Malaysia metargetkan Malaysia menjadi salah satu melting pot antar bangsa – setidaknya ditingkat Asia Tenggara dalam hal pendidikan.

Nah, dengan pertimbangan diatas, siapa yang mau berangkat ke Malaysia untuk menimba ilmu? Baik itu dengan biaya sendiri, ataupun beasiswa? Tapi ati ati kalo menimba ilmu disana, jangan sampai dikira TKI apalagi yang ilegal, wah bisa berabe berhadapan dengan Polisi Diraja Malaysia.


Minggu, 11 Januari 2009

Hunting Scholarship

Hanya sekedar renungan, yang pantas direnungkan...


Hal ini berdasar, beberapa minggu yang lalu, pada kesempatan mengikuti seminar metalugi yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Metalugi – LIPI, 18 Desember 2008.

Berbekal sebuah poster hasil penelitian (Karakterisasi Susceptibilitas Magnet pada Massa Pembeban Standard Tekanan Pressure Balance), saya berusaha mendengar, memperhatikan hasil penelitan yang dipresentasikan pada seminar tersebut. Walaupun sedikit berat untuk mencernanya, karena memang berbeda bidang keilmuan, dapet juga akhirnya sedikit ilmu dibidang metalurgi.

Tapi bukan hal itu yang menjadi inti permasalahannya!? So what gitu lho??

Hal yang paling berkesan (membekas ) adalah apa yang dipaparkan oleh Bapak Abdul Wahid, (Departemen Perindustrian – keynote speaker), tentang ”Penguatan Struktur Penumbuhan Industri Berorientasi SDA Indonesia”. Salah satu Presentation Slide nya (yang mensitasi dari Prof. Kamil, ITB), menggambarkan orientasi Indonesia, mengenai target negara mana yang akan dikejar.


Setelah melihat, spontan terlontar kata WTF!?( sensor, red.). ”Jangan gila dong!?”, mungkin kata beken itu yang akan terlontar dari mulut, bagi seorang member BFCI (banci fans club indonesia). Yang bener aja?? Lihat aja, terjadi penurunan target negara yang dijadikan kiblat indonesia untuk dikejar. Amerika pada tahun 1970, masih mungkin sih, kalo yang menjadi pemimipin yang mempunyai kualitas seperti SOEKARNO, dan lagi amerika belum menjadi negara adidaya tunggal pada masa tersebut. Jepang pada tahun 1980?? No comment ahh. Korea pada tahun 1990, Please dech , padahal duluan Indonesia merdekanya. Malaysia *##&!%^%*(+)(*.. terakhir LOROSAE???? Silahkan comment sendiri.

Siapakah yang patut dipersalahkan dalam hal tersebut? Pemimpin? Tentu tidak bisa 100% dipersalahkan. Hence, generasi muda yang harus menanggung beban untuk membalik keadaan tersebut. Jadikan cambukan cambukan seperti hal diatas sebagai motivasi buat kita. BELAJAR lebih giat lagi. Toh generasi muda sekarang yang besok akan jadi pemimpin ( atau hanya seorang pemimpi?).

Positive think’n aja, sekarang Jepang lewat Mobukagakusho, Korea, Malaysia melalui Ministry of Higher Education Malaysia dan Amerika dengan Fullbright - nya dan banyak lagi negara lain (ini, itu, ono), menawarkan bantuan berupa Scholarship yang bisa dimanfaatkan untuk menimba ilmu.

So silahkan cek link diatas trus deh hunting scholarship, buat masa depan kita dan masa depan bangsa Indonesia (Moralis ga?). Kaya iklan di TV itu lho, ”Ayo Sekolah!”


Kalo ada yang punya link (berkaitan dengan Scholarships, silahkan tinggalkan dikomentar, nanti akan dishare)